Divya juga langsung berhenti dan menatap durja anak itu dengan tugas. "Mana mungkin aku membayar biaya rumah sakitmu. Kamu tidak lihat, hidupku masih dalam serba kekurangan seperti ini. Argh, jangan banyak berpikir lagi. Sudahlah, lupakan saja semua kejadian yang sudah berlalu." Ia segera merangkul tubuh remaja itu.
"Aku hanya ingin mendoakannya saja, Kak. Semoga yang sudah membayar biaya rumah sakitku bisa hidup bahagia di dunia dan akhir nanti," gumam Baim, ia segera melirik pasti ke arah Divya.
"Amin," sahut Divya, ia segera memalingkan pandangannya. "Mendengar ucapan ini, hatiku menjadi sedikit tenang," ucapnya di dalam hati.
"Aku tahu orang itu adalah kamu, Kak. Kamu hanya tidak ingin aku mengetahuinya saja," gerutu Baim di dalam benaknya.
[Flashback on]