Sivia sampai membulatkan kedua netranya setelah mendengar ucapan itu. "Nak, bangkitlah. Iya, Mama memaafkan kesalahan kalian. Namun, bagaimana dengan Papa kamu? Dia tidak akan pernah berhenti untuk bertindak membuat hidup Divya menderita."
Devan kembali membangkit tubuhnya. "Aku yang akan mengurus segalanya, Ma. Bagaimanapun caranya, aku yang akan bertanggung jawab atas semua yang sudah terjadi," sosornya.
Hari persidangan kedua, Devan tidak melihat kehadiran Divya. Hanya ada kuasa hukumnya di sana. Hal tersebut tentu membuat Devan merasa sangat cemas. Ia pun berniat menemui mantan istrinya setelah persidangan selesai. Namun, niatnya terhenti setelah melihat mobil lain terparkir di depan rumah wanita yang sangat ia rindukan itu.
"Divya, dia bertemu dengan siapa di dalam sana?" tanya Devan merasa penasaran.