Divya langsung tersentak setelah mendengar ucapan itu. Ia pun segera memalingkan pandangan dan mencoba untuk menenangkan pikirannya. Ingin mengakui segalanya, tetapi hal itu tidak mungkin ia lakukan. Keraguan besar semakin merajai akal sehatnya.
Divya kembali menatap pria itu dengan intens. "Kenapa kamu bertanya mengenai hal itu, Mas?" tanyanya kemudian.
Devan langsung meneguk salivanya. "Aku hanya ingin tahu perasaanmu yang sebenarnya. Kamu juga mengetahui isi perjanjian kita, 'kan?"
Divya langsung tersenyum ksetelah mendengar ucapan itu. "Ternyata, semua yang sudah aku ragukan benar. Dia masih berpatokan kepada perjanjian itu," pikirnya merasa bersedih. "Aku sangat mengingat isi perjanjian itu, Mas. Tidak perlu kamu ingatkan lagi," ungkapnya kepada Devan.
"Jadi, kamu tidak mencintaiku?" tanya Devan sekali lagi.