Kedua netra Divya masih terlihat membesar. "Ke–kenapa dia ada di sini?" pikir Divya merasa sangat khawatir.
Dengan sarkas, Raymond langsung berjalan mendekati kedua insan yang berdiri tidak jauh dari dirinya. Ia mulai melempar tatapan tidak senang kepada pria yang sudah berani merebut wanitanya dengan memanfaatkan situasi seperti ini. Dengan kasar, ia mulai menghancurkan satu dari sepuluh karangan bunga yang ada di sana.
Dengan tajam, Devan kembali memusatkan pandangannya kepada pria itu. "RAYMOND! APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN?" teriak Devan, emosinya sudah tidak bisa tertahankan lagi.
Divya segera menarik tangan Devan ketika pria itu ingin bergerak untuk menghantam Raymond. Ia merasa tidak ada yang perlu dibahas ataupun diadili di sana. Sebisanya, ia mencoba untuk menghindari pertengkaran yang akan terjadi. Kedua netra pria yang ada di hadapannya pun semakin tajam setelah melihat genggaman tangan itu.
