"Mas, aku merasa sangat tertekan dengan pria itu." Ia kembali memeluk tubuh pria itu dengan erat. "Tolong jauhkan diriku dari dirinya, Mas!"
Devan langsung mengelus kepala belakang wanita yang ada di dalam dekapannya. "Aku selalu berusaha melakukan hal itu, Divya. Namun, kamu yang tidak bisa menjauhinya. Bibir dan hatimu tidak senada. Aku tahu kamu masih sangat mencintai Raymond," batinnya merasa sangat tersiksa. "Aku harus melakukan apalagi, Div? Aku sudah mencoba melakukan apa yang kamu minta. Namun, aku—"
Divya segera melepaskan pelukannya. "Aku mau menikah denganmu, Mas. Apakah tawaran itu masih berlaku?"
Devan sampai terdiam setelah mendengar ucapan wanita yang ada di hadapannya. Hatinya juga merasakan sakit teramat dalam. Ternyata, Divya masih belum menyadari bahwa dirinya mempunyai rasa yang tidak bisa diungkapkan. Demi sang pujaan hati, ia pun rela sakit hanya untuk membahagiakan perasaan yang tidak berbalas itu.