"Div," panggil Devan setelah ia sudah berdiri di samping Divya.
Divya langsung tersentak dan memundurkan tubuhnya. "Ya, ampun. Kamu membuatku kaget, Mas. Sungguh, aku merasa jantungku ini seperti ingin copot melihat kehadiran kamu di sini," ungkapnya merasa sangat terperanjat.
Devan segera memberikan minuman yang sudah ia bawa. "Maaf, Divya. Aku tidak bermaksud demikian. Minumlah, dan coba kendalikan dulu semuanya. Setelah normal, kamu boleh mengatakan apa yang ingin kamu ungkapkan kepada diriku," ucapnya kemudian.
Divya kembali melirik wajah pria tampan itu dengan serius. "Hah? Dia tahu dari mana kalau aku … Hm, dia bisa membaca pikiranku, ya? Atau apa?" batin Divya.
Devan kembali menatap wajah wanita itu. "Jangan berpikir lain. Aku mengatakan hal tadi dengan random saja." Ia kembali melemparkan senyuman manisnya kepada Divya.