"A–apa yang sudah aku lakukan ini?" pikir Divya merasa sangat terperanjat.
Divya segera melepaskan pagutan itu. Wajahnya juga sudah sangat merah melihat durja lawan mainnya. Dengan cepat, ia segera berpaling untuk menenangkan perasaan yang mulai bergumul di dalam hati. Namun, Devan masih terus menatap wajah wanitanya dengan lembut.
"Maafkan aku, Div," ucap Devan setelah melakukan hal itu.
Divya kembali memalingkan wajahnya kepada Devan. "Eh, ti–tidak! Tidak ada yang salah. Jangan meminta maaf kalau apa yang kita lakukan tadi atas dasar mau sama mau."
Ia dengan serius kembali menatap wajah Divya. "Apa? Mau sama mau? Berarti dia juga menginginkan hal ini terjadi?" tanya Devan di dalam benaknya. "Baiklah, aku tidak akan mengungkapkan hal itu lagi," ucapnya kepada Divya.