"Dia kenapa datang ke sini?" tanya Raymond merasa terusik.
Devan langsung mendatangi Divya, ia juga langsung mengelus pucuk kepala wanita itu dengan lembut. Kedua matanya pun mulai menatap kedatangan pria yang ada di pinggir tempat tidur. Ia mulai bertanya kepada Raymond tentang masalah yang sudah terjadi. Bukan menjawab, Raymond malah mengajak Devan untuk pergi dari sana.
"Ada apa ini, Ray? Kenapa banyak sekali wartawan di depan rumah?" tanya Devan merasa sangat khawatir.
Raymond sedikit menoleh ke arah pintu kamar Divya. "Jangan tanya apapun kepada Divya. Kondisinya dalam keadaan tidak baik. Zeline tadi datang dan membuat keributan di kantor. Dia sungguh keterlaluan! Aku bisa apa? Aku tidak mungkin menghancurkannya begitu saja. Kedua orang tuaku dan kedua orang tuanya saling mengenal. Aku berada di dalam posisi yang terhimpit!" gerutunya.