"Erik, pesan apa yang mau kamu pesan," ucap Nona sambil memperhatikan Tamara dan Egi.
"Baik, Nona."
Suara yang cukup keras membuat dua orang itu mendongakkan kepalanya. Melihat Nona dengan terbengong dan Tamara orang pertama yang berdiri dari tempat duduknya. Melangkah cepat menghampiri meja Nona.
"Untuk apa kamu ke sini?"
"Apa ada larang aku enggak boleh ke sini?" Nona bertanya balik, sambil melirik Egi. "Oh, takut pacar kamu kembali menggoda aku."
"Diam ya." Tamara menunjuk wajah Nona.
"Sekali pun Egi dekati aku lagi, aku enggak akan menerima. Jadi kamu enggak perlu takut aku merebut dia. Orang yang akan makan malam dengan aku malam ini, jauh lebih dari pacar kamu."
Seakan Dewi Fortuna berpihak pada Nona saat ini, ponsel perempuan itu berdering. Sebuah pesan masuk dari Karel. Cowok itu mengabarkan waktu dan tempat makan malam mereka.