Hujan deras semalam sudah berganti dengan pagi yang cerah. Nona mengerjapkan mata perlahan dan mendapati dirinya berada dipelukan Malik. Posisi ini tidak berubah dari semalam dan Nona nyaman dengan itu.
Dia memajukan wajahnya agar bibirnya bisa menjangkau bibir Malik. Mata cowok itu pun seketika terbuka dan membalas ciuman Nona. Bibir keduanya saling berpaut satu sama lain untuk beberapa saat.
Mereka berhenti saat mendengar suara Kurniawan memanggil Malik dari luar rumah putih. Malik bangkit dari tempat tidur sambil merapikan pakaiannya. Jari telunjuknya dia letakan di depan bibir mengisyaratkan agar Nona tetap tenang.
Nona mengangguk paham dan dia pun bangkit dengan perlahan. Dari dalam dia masih bisa mendengar pembicaraan orang diri luar.
"Ada apa Pa?"
"Papa kira kamu sudah berangkat, ternyata masih di sini."
"Iya Pa, tadi malam Malik tidur di sini karena lebih enak di sini waktu hujan."
"Mama kamu enggak siapkan sarapan hari ini."