Dia mengambil Handphone lalu menghubungi temannya. Diapun berbicara pada temannya, sementara aku memutuskan untuk pergi keluar sebentar.
"Anji, Aku baik-baik saja, sekarang aku di rumah sakit, tadi ada perempuan muda yang menyelamatkanku."
"Bagaimana dengan lukamu, apa ada kendala dirumah sakit? kami akan segera ke rumah sakit sesuai dengan yang kamu kirim."
"Tidak ada masalah, Perempuan itu pintar, kalian jangan lupa untuk tetap melacak tempat mereka."
"Baiklah, kami akan segera ke tempatmu."
"Tut (lansung mematikan telpon)"
"Lalu bagaiman...(terputus). Sialan sifat arogannya tak mau hilang, dasar pria kaku."
Pria itu mengirim pesan pada temannya menggunakan WA ku,
"Aku dirumah sakit Linggai, Segeralah menjeputku"
Pada situasi temannya (Anji) notifikasi handphone berbunyi setelah telpon dimatikan oleh Lifan (pria busuk),
"(Membuka pesan) Apa lagi yang dilakukan pria arogan ini, (membaca pesan) bukannya dia sudah bilang tadi, lalu kenapa dia masih mengirimiku pesan? sepertinya ada permainan yang menarik." (tersenyum)
Sementara itu aku masih berdiri di luar ruangan, rasanya cukup lama aku berdiri diluar dan jam sudah menunjukkan pukul 22.00,
"Aduh, dia masih lama lagi menelponnya, ini sudah jam 22.00 lagi, kalau nggak segera jalan pasti bakal lebih malam lagi nyampeknya." (kesal)
"Atau aku masuk aja ya...? (berdiri) biar aku liat bentar deh, mana tahu udah selesai nelponnya"
Berjalan masuk ke ruangan membuka pintu perlahan-lahan melihat ke kiri dan kanan kemudian melangkah masuk menuju arah tempat tidur Lifan.
"(duduk) (mau bicara tapi segan, terpaksa menggigit bibir)"
"Wanita ini kenapa seperti cacing kepanasan, apa ada yang mau dia bilang, yaudah tunggu aja dulu (dalam hati, dalam keadaan mata tertutup)"
"Waduh, gimana mau ngomongnya, dia aja lagi tidur" (cemas)
"Kalau aku tunggu, kayaknya bibirnya bakal pegal karna di gigit terus." (dalam hati)
"(membuka mata dan menyerahkan handphone) ini, terimakasih"
"hmmmm, oo iya sama-sama. Ngomong-ngomong teman kamu masih lama ke sini nggak?"
"Nggak, palingan 30 menit lagi mereka sampai"
"Oo gitu, (menganggukkan kepala, sambil mengarutkan kepalanya)"
"Ada apa?"
"Aaa, nggak ada apa-apa kok."
"Kamu mau pergi sekarang?"
"(Kaget) rencana iya, tapi teman kamu kan belum datang, yaa udah aku nunggu mereka datang dulu baru pergi."
"Kenapa nggak sekarang? nggak tega ya.. ninggalin cowok tampan sendirian."
"Apa? (melihat jijik) ini orang kepedean bangat, heiiii, siapa juga yang mau nemanin lu, gua cambak juga ni orang (dalam hati)."
"Kenapa diam? aku benar lagikan?"
"(Mengangkat bibir sebelah kirinya dan mengepal kedua tangan seperti mau memukul orang) Mati juga ni orang (bergumang)."