"Aku benar benar ingin menghajar Sadam hingga dia mati," Jervo bergumam. Menatap bagaimana Kakak dan adiknya tengah beradu hantam di bawah sana. Lelaki itu kemudian menatap sang istri yang berada di sampingnya, "Nana. Tolong tahan aku. Dia sudah bertindak terlalu jauh. Kata katanya sudah tidak hsia di toleransi lagi. Aku benar benar malu untuk mengakui bahwa dia adalah adikku. Tapi jika tidak meluruskan semuanya ini tidak akan berakhir dengan mudah. Kau tahu, Kak Mave sudah sangat emosi di bawah sana. Dan Sadam sudah kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Dia sudah di kuasai emosi dan tidak bisa lagi berpikir dengan jernih. Ini tidak akan bagus jika di biarkan begitu saja. Dan bahkan Valie pun tidak akan bisa menghentikan mereka. Itu terlalu beresiko terhadap kandungannya. Dan sepertinya aku yang harus melakukannya,"