Sadam terdiam. Menatap Naevi yang kini terengah dengan wajah sepenuhnya memerah karena emosi. Perempuan itu mengepalkan tangannya, mencoba menahan diri untuk tidak menunjuk wajah Sadam dengan telunjuknya. Karena dari apa pun itu, menunjuk wajah seseorang dengan telunjuk adalah sesuatu yang sangat buruk lebih dari apa pun. Dan Naevi tidak akan menjadi orang yang sama brengseknya dengan Sadam. Sehingga Nyonya Muda Davidson itu kini dengan mati matian mengepalkan tangannya, menatap Sadam dengan tatapan nyalang yang benar benar tersirat akan rasa kecewa yang mendalam dari seorang kakak yang adiknya sudah di hancurkan hatinya oleh lelaki di hadapannya ini. Lelaki yang sudah membuat adiknya menangis puluhan kali, "Sadam. Kau harus tahu betapa adikku mencintai dirimu. Kau harus tahu berapa banyak pria yang dia tolak cintanya hanya untuk dirimu. Tapi apakah ini balasan yang kau berikan kepadanya? Hanya rasa sakit tak tertandingi. Apakah kau benar benar pantas di sebut seorang lelaki huh?"