"Saya punya sebuah kabar."
Sebuah suara menghancurkan isi pikiran yang sudah sedemikian panjang dan lama Nisa rajut. Sayakei. Nisa tidak tahu kapan pria itu datang, tahu-tahu saja sudah berdiri di depannya.
"Kabar apa?" tanya Nisa cepat. "Tentang Ilyas? Teman-teman saya? Tentang apa?"
"Tentang kasus," jawab Sayakei.
Mendengar hal itu, antusias Nisa hilang seketika. Ia tahu keberadaannya terkait dengan kasus. Dan harusnya ia mengikuti perkembangan kasus agar tahu mengenai bagaimana kasus mengenai pencarian terhadap dirinya berjalan. Namun, saat ini tidak ada yang lebih ingin ia dengar lebih dari kabar Ilyas dan teman-temannya.
"Kasus ini juga berhubungan denganmu, jadi cobalah untuk mendengarkannya sampai akhir." Sayakei membujuk agar usahanya datang menemui Nisa dan menyampaikan kabar tidak sia-sia.
Nisa masih tidak menanggapi. Masih acuh tak acuh.