Ilyas berada di bengkel seharian. Ketika bengkel tutup, ia juga ikut beranjak. Hari ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya karena ia mengerjakan banyak hal sampai hari berganti gelap.
"Bagaimana kalau kita pergi makan?" ajak Kak Arav setelah menarik rolling door.
Tiga anggota yang lain menyahut dengan setuju dengan cepat. Wajah mereka yang kelelahan berubah antusias. Mereka tidak mungkin melewatkan makan gratis yang ditawarkan.
"Aku enggak ikut. Ada yang harus saya lakukan." Ilyas menyahut. "Kak Arav terima kasih untuk hari ini. Semua, aku duluan." Ilyas pamit.
"Kalau begitu hati-hati," balas Kak Arav. Ia tidak berencana memaksa. "Kalau masih belum ada kesibukan, kamu bisa datang ke bengkel kapan pun untuk bantu-bantu."
Kak Arav tahu pasti apa yang Ilyas butuhkan saat ini adalah kesibukan. Sebagai seseorang yang mengerti apa yang saat ini Ilyas pukul, ia hanya bisa memberi dukungan dengan caranya.
"Terima kasih, Kak." Ilyas berterima kasih lagi. "Saya pergi dulu."