Nisa telah berhasil ke luar sebelum ini. Ia pun mendapat kesempatan untuk menghubungi Ilyas. Namun di saat-saat terakhir, pikirannya tiba-tiba berubah.
"Mbak, apa Hp saya sudah selesai? Bus saya datang." Pemilik ponsel yang dibawa oleh Nisa bertanya.
Dari jauh bus perusahaan yang dimaksud terlihat mendekat. Nisa menyadarkan pikirannya. Ini adalah kesempatan terakhirnya. Ia bisa menghubungi Ilyas dan pergi dari tempat ini. Menganggap apa yang baru ia baca tidak pernah ia tahu.
Sekali lagi Nisa menatap atap bangunan yang berbentuk kubah untuk memantapkan pikirannya. Ia benar-benar dilema.
"Mbak?!"
"Ah, iya. Ini, terima kasih." Nisa mengembalikan ponsel yang ia pinjam pada pemiliknya.
Beberapa menit lalu Nisa yakin memilih untuk pergi, untuk bebas. Ia meyakinkan dirinya agar tidak mudah diperdaya. Nisa telah membuat keputusan.