Kali ini tim Cakra sudah keterlaluan. Terlibat adu jotos dengan mereka tidak akan membuat Ilyas menyesal. Meski pertandingan harus berakhir lebih awal dan tim Cakra mengklaim kemenangan. Ilyas tidak peduli lagi. Ia harus membalas apa yang baru mereka lakukan pada Deni.
"Siapa bilang empat lawan dua?"
Saat Ilyas telah bertekad untuk mematahkan hidung Cakra, suara yang terdengar asing menyahut. Laki-laki bertubuh tinggi dengan rambut belah samping yang dipotong pendek, rapi. Deon.
Deon datang bersama dengan Jaka.
"Deni, waktunya istirahat. Kartu As sudah datang." Ilyas berbicara tanpa menatap orang yang diajak bicara.
Ilyas beralih menatap Cakra tajam. Genderang perang yang telah dinyalakan sejak awal, semakin berkobar. Ilyas bertekad untuk membalaskan dendam Deni. Meski tidak dalam adu jotos, dalam pertandingan pun tidak masalah. Ilyas tidak akan memberi ampun.
"Ayo, kita mulai!" Deon yang sudah lama tidak bermain basket menjadi bersemangat. Bahkan saat baru menginjak lapangan.