Lima hari lagi sebelum ujian kenaikan kelas XI dimulai. Lea sedang mondar-mandir di koridor belakang kelas seorang diri. Telinganya ditutupi headphone, sementara mulutnya komat-kamit dengan mata terpejam seolah sedang membaca mantra. Ia sudah melakukan hal itu sejak setengah jam lalu. Tangannya membawa buku yang digulung dan dipukul-pukulkan ke sebelah tangannya yang lain.
Lea sedang berada dalam mode fokus, ketika melihat seseorang datang. Alvian Putra. Lea menatap laki-laki itu dan menurunkan headphone ke lehernya.
"Halo, aku Alvian Putra." Alvian memperkenalkan diri lebih dulu. Ia tidak berencana berjabat tangan. Hanya menyebutkan nama. "Aku enggak perlu menyebutkan secara lengkap tentang diriku karena aku yakin setelah mendengar nama Alvian kamu pasti sudah banyak mendengar cerita tentangku."
Lea menatap Alvian dari ubun-ubun sampai ujung sepatunya. Ia memang telah mendengar beberapa hal tentang Alvian. Genius, sombong, tidak mudah didekati.