"Tunggu apa lagi," suara Lea menghambur lamunan Nisa. "Kamu enggak penasaran apa isinya?"
Awalnya Nisa memang tidak begitu penasaran. Ia lebih ingin tahu mengenai siapa pengirim dan alasannya. Begitu tahu siapa pengirimnya, Nisa cukup merasa senang, tenang. Teror mengenai pikiran-pikiran buruk yang baru saja menghantui lenyap seketika.
Sekarang, setelah melihat ekspresi antusias teman-temannya, Nisa mulai merasa penasaran. Ia tidak ingin menebak-nebak. Segera saja Nisa ke dapur dan mengambil paketnya.
Paket sangat ringan. Digoyang-goyangkan pun tidak terdengar apa pun dari dalam. Mirip paket kosong. Nisa mengambil gunting dan mulai membuka dengan hati-hati. Mungkin saja letak keistimewaan hadiah terletak pada kotaknya dan bukan isinya.
Tebakan Nisa salah lagi. Ia telah selesai membuka seluruh plastik yang membungkus kotak. Kotak pembungkus terbuat dari kardus snack biasa. Tidak ada yang istimewa. "Apa benar firasatku bisa dipercaya?" tanyanya pada diri sendiri.
