"Jangan-jangan yang kamu sebut orang itu, yang mengenal Nisa, Ayah tirimu itu … bos di tempat Nisa bekerja? Pak Budiman?" tebak Ilyas tepat sasaran. Meski tidak ingin percaya, Ilyas tetap mengatakan apa yang ada di pikirkannya.
Alvian tidak mengatakan apa pun, hanya mengangguk. Membenarkan dugaan Ilyas.
"Oh, astaga!" Ilyas tidak mampu berkata-kata lagi. Kejutan demi kejutan terus menghampiri. Sekaligus, dalam satu waktu. Di hari yang sama.
Baik Ilyas atau pun Nisa, tidak ada yang tahu Pak Budiman adalah ayah tiri Alvian. Alvian sama sekali tidak pernah mengungkapkan hubungan mereka. Juga tidak pernah bertemu di depan kedua temannya. Sejujurnya Alvian yang memilih menjaga jarak. Ia mulai menjaga jarak setelah kejadian 'itu.'