Pintu nomor 305 penuh oleh orang yang berkerumun. Aku berusaha menembus kerumunan dan maju ke depan. Berusaha mencari tahu apa yang terjadi.
Jika di luar dipenuhi oleh penghuni rusun, di bagian dalam dipenuhi oleh petugas kepolisian. Dari pintu yang terbuka lebar bisa melihat secara langsung bagian dalam rumah. Bagian ruang depan yang kutebak difungsikan sebagai ruang tamu.
Seorang pria berbaring di sofa. Bentuk badan dan warna pakaiannya terlihat familier. Tentu saja, semalam aku bahkan masih berbicara dengannya.
Apa yang terjadi?
"Bubar, bubar!" Seorang polisi berdiri di bibir pintu. "Kami sedang bekerja, mohon kerja samanya."
Aku dan beberapa orang yang berdiri paling dekat dengan pintu mundur bersamaan. Garis polisi dipasang. Ketika pintu hendak ditutup, aku memberanikan diri untuk menginterupsi.
"Apa yang terjadi? Pria itu kenapa?"