"Apa yang mau kamu lakukan?!" sergah ayah Aster. "Menjauh dari anakku kalau kamu enggak mau celaka!" tambahnya mengancam.
"Apa yang bisa Anda lakukan? Saya sama sekali enggak takut." Aku tidak akan gentar. Aku bahkan menatap tajam ayah Aster, menantang balik, kemudian memanfaatkan kesempatan dan menarik Aster ke belakang punggungku.
Tidak terima, ayah Aster menyerangku.
Aku pikir ayah Aster mencoba menakut-nakuti karena serangannya sama sekali tidak bertenaga. Aku tidak ingin merasa segan meski ia tidak berniat melukaiku, juga tidak ingin terlihat takut. Aku benci orang yang suka melakukan kekerasan pada wanita. Alasan itu cukup untuk memberinya pelajaran.
Aku menangkap pukulan yang di arahkan padaku dan memelintir lengannya. Ayah Aster merintih kesakitan.
"Masih ada waktu dua menit sebelum polisi datang. Silakan pilih apa yang mau Anda lakukan." Gantian. Kali ini aku yang menggertak.