Aku sedang berada di ruang rahasia bersama anak paling pintar di sekolahku, Alvian Putra. Meski disebut ruang rahasia jangan pernah membayangkan tempat yang keren, pemandangan yang indah, atau ruang yang artistik. Sama sekali bukan.
Tempat rahasia kami hanya gudang. Bagus kalau tikus dan kecoa yang sudah kami bantai tidak kembali lagi. Ini adalah tempat yang sempit dan pengap. Sama sekali tidak ada kesan keren atau hal lain yang bisa dilihat. Kelebihannya hanya tenang dan tersembunyi.
Sebelumnya aku tidak pernah membayangkan kalau mendapat pelajaran tambahan sembunyi-sembunyi ternyata begitu merepotkan. Karena itu aku asal menyanggupi dan sama sekali tidak protes. Setelah dijalani beberapa kali ternyata cukup merepotkan. Rasanya seperti melakukan hal curang di belakang orang lain.