"Nisa, aku mau bicara."
Seperti tahu apa yang hendak Lea bicarakan, Nisa setuju dengan cepat. Nisa menyelesaikan sisa pekerjaannya dengan terburu-buru. Begitu semua beres, ia pamit lebih dulu dan kembali menemui Lea di parkiran.
"Apa kita harus pindah tempat?" Nisa meminta persetujuan Lea.
"Kamu pasti belum makan," tebak Lea. "Kita pergi ke warung mi goreng. Aku tahu tempat mi goreng yang enak di dekat sini."
Nisa setuju. Ia tidak mengajukan pendapat lain, hanya patuh pada ide Lea. Lea pergi lebih dulu dengan motor miliknya sementara Nisa membuntut dari belakang.
Malam semakin larut dan semilir angin semakin dingin. Malam ini cerah dengan benderang sinar bulan dan banyak bintang yang bergantung dengan mesra di langit. Masih di langit yang sama.
Lea dan Nisa sampai di warung yang dimaksud. Warung tidak hanya menjual mi, tapi ada juga nasi goreng, capcai, dan nasi mawut. Warung dengan menu serupa banyak di temukan di pinggir-pinggir jalan dan hanya buka pada malam hari.