"Kamu bilang di mana Hendry beli buah?" Aku tahu-tahu memberikan pertanyaan yang tidak Fitri sangka-sangka.
Aku sadar ada kenyataan yang tidak sesuai dengan kata-kata Fitri. Itu sebabnya aku mengajukan pertanyaan secara tiba-tiba, berusaha membobol pertahanannya. Berharap ia lengah dan tidak sempat memikirkan kebohongan apa pun. Bahkan jika sebenarnya Fitri tidak bermaksud berbohong.
Bodohnya aku, bisa-bisanya aku sampai terlambat sadar. Kalau saja aku tidak memperhatikan sekelilingku saat di halte, aku mungkin tidak akan pernah tau kalau kata-kata Fitri patut di ragukan.
Foto pertama si penguntit yang tidak sengaja aku ambil adalah sebelum tiba di halte. Artinya, kalau benar orang yang menguntit adalah Hendry, harusnya dia tidak sedang berada di sekitar daerah tempat Lea tinggal saat itu.
Fitri tidak langsung menjawab pertanyaanku. Kewaspadaannya terhadapku ternyata masih aktif.