"Nisa, kamu mau kuan-"
"Nisa, kita jalan kaki aja ya, ke depan?
Rena hendak menawarkan boncengan motornya yang kosong tapi suaranya teredam oleh suara Fitri yang berbicara lebih keras.
"Fitri, bukannya tadi kamu bilang mau dijemput, ya?" Lea yakin ia tidak salah ingat. Sebelumnya Lea menawari akan mengantar Fitri pulang dan Rena mengantar Nisa. Tapi Fitri bilang dia akan dijemput pacarnya.
"Dia ... sibuk." Fitri berbicara dengan suara rendah. Kepalanya tertunduk.
Nisa dan yang lainnya kembali bertukar pandangan. Sebenarnya Nisa masih terganggu dengan ekspresi yang muncul di wajah Fitri tadi. Fitri tidak pernah marah sebelumnya. Dan memang yang paling tidak bisa marah di antara mereka bertempat. Karena itu, Nisa benar-benar terkejut.
Fitri mengajak jalan bersama karena ingin menjelaskan masalah itu. Tidak ingin ada kesalahpahaman yang bisa merusak persahabatan mereka.
"Kalau begitu, ayo!" Nisa setuju dengan ajakan Fitri.