"Turunkan aku di depan swalayan!"
"Benar di sini? Aku bisa tunggu sampai kamu selesai belanja kalau kamu mau." Lea meyakinkanku bahwa dia tidak masalah menungguku dan mengantarkanku pulang ke rumah.
Aku menumpang pada Lea untuk mengantarku pulang karena ban motorku bocor. Bengkel tidak ada yang buka karena langit sudah terlalu petang, jadi aku menitipkannya dan meminta tolong Lea untuk menjemput.
"Iya, enggak apa-apa," jawabku yakin. "Ini sudah jadi rute pulangku selama 18 tahun. Lagi pula lewat jalur dalam bisa lebih cepat sampai ke rumah."
"Ya, sudah kalau begitu." Lea akhirnya menuruti permintaanku. "Lagian kamu ngapain, sih masih ambil kerja sambilan sampai pulang larut begini, kurang tidur, datang sekolah kesiangan. Memangnya gajimu kurang? Pengeluaranmu sebanyak apa? Atau jangan-jangan kamu lagi ngebut kumpuli mas kawin buat nikah. Memangnya Ilyas ngapain aja di sana, sampai kumpuli mas kawin juga kamu yang harus turun tangan."
