Setelah ujian kenaikan kelas selesai, Ilyas pindah bersama ibunya. Ia pergi dengan memikul beberapa kekhawatiran. Tapi karena telah berjanji pada Nisa dan harus bertanggung jawab pada ibunya, Ilyas memantapkan keputusannya.
Alvian mendadak memutuskan menunda sekolahnya. Ia memilih fokus melakukan pengobatan. Keputusan Alvian begitu tiba-tiba. Padahal sebelumnya ia berencana menjalani sekolah dan pengobatan sekaligus.
"Apa alasannya?" tanya Ilyas ketika melakukan panggilan bertiga.
Alvian menggeleng. "Hanya enggak ingin terjadi sesuatu yang enggak diinginkan."
"Memang apa sesuatu yang enggak diinginkan itu?" tanya Ilyas lagi.
"Ilyas, harusnya kita mendukung Alvian." Nisa menimpali. "Lagi pula berobat itu keputusan yang baik. Untuk masalah sekolah kita enggak perlu mengkhawatirkan Alvian. Dia lebih bisa dari yang kita pikirkan. Alvian aku mendukung penuh."