"Yang enggak pernah berubah, si Tukang terlambat," ejek Alvian ketika melihat Ilyas baru datang. "Kamu kalah taruhan. Hari ini kamu yang membelikan makan siang."
Ilyas hanya mengangguk. Tidak membela diri atau pun membalas kata-kata Alvian.
Ilyas, Nisa, dan Alvian telah membuat janji untuk bertemu di taman bermain. Mereka ingin bermain dengan puas sebelum fokus pada pelajaran dan ujian.
Ketiga remaja yang telah melewati berbagai macam kesedihan, perasaan cemas, dan sakit hati, benar-benar menghabiskan waktu yang ada untuk bersenang-senang. Menaiki bermacam-macam wahana, tertawa, membicarakan ini-itu, dan kembali tertawa.
Di titik ini, ucapan perpisahan pada bab kehidupan masa remaja mereka nyaris berada di titik akhir. Setelah naik ke kelas XII mereka akan semakin sibuk. Sekolah, kelas pelajaran tambahan, ulangan harian, dan ujian uji coba.
Di titik ini pula, cerita dalam bab perlahan-lahan diakhiri.
