Dua hari lalu setelah selesai makan, seperti yang Sayakei janjikan, ia mempertemukan Nisa dengan seseorang.
Nisa membuntuti Sayakei kembali ke ruang penelitian. Ia tidak tahu akan dipertemukan dengan siapa. Sama sekali tidak ada tebakan dalam kepalanya. Ada perasaan takut, namun di satu sisi juga penasaran.
Nisa tidak bertanya, tidak banyak bicara. Ia hanya menunggu. Ia memiliki banyak stok kesabaran untuk menunggu.
Sayakei mendekat pada tabung, mengelusnya, kemudian beralih mengambil remot. Gerak tubuhnya memberi isyarat pada Nisa untuk memperhatikan tabung raksasa satu-satunya dalam ruangan itu.
Saat Sayakei menekan tombol pada remot, warna kaca pada tabung perlahan berubah transparan. Sekarang, Nisa dapat melihat dengan jelas apa yang berada di dalam tabung.
Pupil mata Nisa melebar. Ia tidak menyangka bahwa yang berada di dalam tabung adalah manusia, seorang pria.