Ekspresi Ilyas menunjukkan sesuatu yang buruk telah terjadi. Namun, yang membuat Kapten Luka tidak begitu panik, sesuatu yang buruk itu jelas bukan mengenai Alvian. Jika tidak, jangankan tertawa, Ilyas pasti tidak akan bisa tersenyum lagi.
Ilyas menunjuk ke arah lain.
Kaki! Yang terlihat hanyalah kaki, kaki seorang wanita. Tubuh dan wajahnya tidak terlihat karena tertutup oleh dinding.
Saat pertama kali melihat kaki, Ilyas sangat terkejut. Ditambah lagi kaki yang ia lihat adalah kaki wanita. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Ilyas tidak berani beranjak karena ia harus menekan terus tombol di dinding agar pintu di atas tetap terbuka dan Kapten Luka bisa turun. Alasan lain karena Ilyas takut menerima kenyataan.
Namun saat dilihat lebih teliti lagi, ukuran kakinya berbeda. Kaki Nisa lebih kecil. Kaki Nisa juga tidak memiliki tato. Sementara kaki wanita di balik dinding itu terdapat tato mawar di samping mata kakinya.
"Siapa?" tanya Kapten Luka.
