Ketika Nisa akhirnya melihat matahari, matanya terasa sakit karena silau. Tapi ia hanya perlu membiasakan diri dan matanya akan baik-baik saja.
Selama berada di dalam, Nisa buta mengenai waktu. Tidak tahu pagi, siang, atau malam. Tidak tahu hari atau pun jam. Setelah benar-benar berhasil ke luar, Nisa merasa lega. Ia akhirnya bisa bebas.
Bebas. Tapi ada masalah lain yang harus Nisa hadapi.
"Di mana ini?" Nisa mendorong pagar yang tidak dikunci. Ia melangkah semakin jauh.
Tempat di mana Nisa berada jauh dari pemukiman warga. Rasanya seperti ia berada di tempat yang berbeda. Tempat yang terpisah dari Ibu kota. Rimbun pepohonan dan daerah tandus yang hendak dibangun saling melengkapi.
Nisa tidak tahu sedang berada di mana, berapa jauh perjalanan ke kota, dan dengan apa ia bisa pulang. Nisa celingukan ke sana kemari. Ia benar-benar kebingungan. Ia bahkan tidak yakin apakah arah yang saat ini dipilih sudah benar.