Waktu seakan berhenti. Ketika akhirnya Nisa membuka mata, waktu kembali bergerak namun merangkak lambat.
Setelah Cris dan Aster membawa paksa Nisa dari kontrakannya, Nisa tidak pernah lagi menghitung waktu. Sekarang ia tidak tahu sudah berapa hari ia menghilang. Situasi yang ia hadapi berubah-ubah tapi tidak satu pun yang lebih baik.
Kesadaran Nisa telah kembali. Saat memperhatikan sekitarnya, ia tidak menemukan apa dan siapa pun. Nisa menatap berkeliling, memperhatikan hingga di kejauhan matanya bisa menatap dan tidak ada apa pun yang terlihat.
Sejauh mata memandang, hanya warna putih yang terlihat. Dinding putih, atap putih, bahkan marmer tempat Nisa duduk saat ini juga berwarna putih. Putih bersih dan cerah.
Hanya putih, tidak ada apa-apa lagi. Tidak ada meja. Tidak ada kursi, ranjang, pigura, atau hiasan apa pun. Tanpa petunjuk arah, petunjuk waktu. Putih yang polos. Putih yang kosong.