"Kenapa kamu tiba-tiba mengajakku bermain futsal?" Alvian yang baru masuk ke lapangan mulai melakukan pemanasan.
"Bukannya itu karena kamu!" semprot Ilyas.
Sepanjang hari ini, setelah Alvian bertemu dengan Kapten Lukman ia terlihat berbeda. Tidak fokus saat melakukan apa pun, lebih sering merenung. Pikirannya seolah penuh oleh sesuatu yang tidak Ilyas tahu.
Beberapa jam sebelumnya Alvian nyaris saja membakar rumah Kapten Luka. Alvian sedang menggoreng telur ceplok. Namun sampai telur gosong dan bau hangus menyebar ke seluruh rumah, Alvian tetap tidak sadar. Untung saja Ilyas datang tepat waktu.
"Alvian, apa yang kamu lakukan?!" teriak Ilyas.
Ilyas segera mematikan kompor dan meletakkan handuk basah untuk menurunkan suhu. Membuka pintu dan jendela untuk menghilangkan bau yang berkumpul dalam ruangan.
