"Apa Nisa pernah berpikir kenapa keberadaan Nisa begitu menarik bagi orang itu?"
Pertanyaan terakhir yang Nisa dengar sebelum kesadarannya hilang kembali menggema di telinganya. Gema yang kemudian berubah menjadi suara langkah kaki. Hanya suara langkah kaki yang terdengar dengan latar putih. Putih bersih tanpa noda setitik pun.
"Apa sekarang kamu mengerti alasannya?"
Suara seorang wanita terdengar, namun sosoknya entah ada di mana. Yang ditanya pun entah siapa, sosoknya juga tidak ada, jawabannya tidak terdengar. Latar putih tetap putih. Sama sekali tidak ada tanda-tanda keberadaan makhluk.
"Kalau sudah seperti ini bagaimana caramu bertanggung jawab? Yang kamu lakukan bukan hanya mengacak-acak naskah kehidupan melainkan mengacaukan nasib seseorang."
Wanita tak terlihat berbicara lagi. Suaranya jernih dan tegas. Tidak ada cadel. Bicaranya tanpa aksen. Akibatnya daerah asalnya tidak bisa diklasifikasi. Keberadaannya tetap misteri.