"Tunggu, tunggu! Kenapa Anda berlari cepat sekali?" Ilyas berpura-pura kewalahan mengejar langkah petugas yang ada di depannya.
"Bukannya kamu yang bilang enggak ada waktu. Kita harus buru-buru," kata si Petugas mengingatkan.
Si Petugas tetap berlari, tidak bersedia menunggu Ilyas barang sebentar saja. Ia bahkan lebih memilih turun melalui tangga dibanding menunggu lift walau hanya sebentar. Ilyas sungguh tidak diberi kesempatan untuk mengulur waktu. Kalau seperti ini bisa-bisa tugasnya tidak berakhir dengan baik.
Begitu sampai di ruang Lea di rawat, si Petugas segera mengajukan pertanyaan pada Lea. Lea yang belum selesai mempersiapkan diri terlihat gelagapan. Bibirnya terbuk dan mengatup lebih dari dua kali. Berulang kali ia melakukan kontak mata dengan Ilyas.
"Kenapa tidak bicara? Bukankah ada hal penting yang ingin dikatakan?" Si Petugas mulai merasa curiga. "Apa kalian menyembunyikan sesuatu?"