Alvian menghela napas untuk ketiga kalinya setelah ia memilih tempat untuk duduk. Sebelumnya ia sangat benci ketika Ilyas melakukan hal seperti itu tapi kini ia sendiri yang melakukan hal yang paling ia benci. Tidak berbicara, hanya menghela napas. Tidak menjawab saat ditanya, hanya menghela napas.
Ilyas yang duduk di depan Alvian akhirnya mengerti kenapa selama ini Alvian sangat kesal saat ia melakukan hal itu. Hari ini Ilyas tahu persis bagaimana rasanya.
"Sebenarnya apa maumu? Pergi ke rumah makan tapi tidak mengambil makan. Mengajak bertemu tapi enggak mau bicara. Kamu pikir waktu sangat luang? Kamu pikir aku enggak perlu bekerja? Kamu pikir aku enggak perlu belajar untuk mendaftar sekolah kepolisian?" Ilyas mulai mengomel.
Sebenarnya hanya mengomel sudah bagus karena sejak tadi Ilyas ingin sekali menyembur Alvian dengan air kobokan yang ada di depannya. Barangkali Alvian saat ini sedang kerasukan. Barangkali setelah disembur Alvian akan sadar.