"Jadi, apa sekarang saya harus memanggil Anda dengan sebutan ayah?" Alvian merasa geli saat menanyakan hal itu. Sungguh, ia tidak terbiasa dan tidak akan pernah bisa terbiasa jika harus memanggil Kapten Luka dengan sebutan, Ayah.
"Saya bilang pada ayahmu untuk menjadi wali, bukan ayah!" sungut Kapten Luka. "Dan jangan lupa, pada dasarnya kita memang keluarga. Jadi meminta izin hanya untuk formalitas dan menghargai peran ayahmu."
Kapten Luka tidak menyangka ia bisa mengatakan semua yang ada di kepalanya dengan lancar. Ia bahkan merasa kinerjanya saat berhadapan dengan Ayah Alvian lebih baik dari yang ia harapkan. Sejujurnya, Kapten Luka sangat bangga pada dirinya.
Alvian sedang menahan tawa. Rasanya lucu. Kini saat melihat wajah Kapten Luka, Alvian selalu merasa ada yang menggelitik perutnya. Entahlah.