Alvian berada di koridor lantai dua. Begitu sambungan dengan Ilyas terputus, panggilan lain masuk. Nama yang tertera di layar ponsel adalah nama Kapten Luka.
"Apa yang kamu lakukan?"
Begitu Ilyas menekan tombol angkat, Kapten Luka langsung melontarkan pertanyaan.
"Apa?" Alvian balik bertanya.
Merasa sedang diawasi, refleks Alvian mencari. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Ke atas arah tangga dan ke lantai bawah. Barangkali Kapten Luka atau orangnya berada di sekolah. Alvian juga memeriksa melalui jendela untuk melihat ke luar. Barangkali ada mobil Van dengan antena seperti dalam drama-drama penyadapan.
Nihil. Alvian tidak menemukan Kapten Luka atau petugas lain di mana pun. Tidak ada di tangga atau di lantai bawah. Juga tidak ada mobil Van yang terparkir di luar sekolah.
"Ilyas dan montir yang lain terlihat meninggalkan bengkel dengan terburu-buru," jelas Kapten Luka.
Jadi itu alasannya.