Hari ini pundak Nisa terasa lebih ringan dibanding beberapa hari sebelumnya. Kedatangan Ilyas untuk mengantarnya ke kampus menjadikan harinya terasa lebih ceria dan berwarna. Meski seperti itu tetap saja menyisakan sedikit rasa khawatir. Tapi tidak apa-apa.
Terlalu bahagia akan membuatnya terbuai dan lupa untuk waspada. Saat ini kebahagiaan apa pun yang didapat tidak akan pernah menjadi 100 persen. Karena sebelum semua misteri terpecahkan dan orang-orang itu tertangkap, perasaan waswas dan tidak tenang akan selalu menghantui.
Kontrakan Nisa dan teman-temannya ada di lantai dua. Sampai di depan lift, tulisan 'sedang dalam perbaikan,' tergantung di pintunya. Mereka harus beralih menggunakan tangga.
"Eh, bukannya stok buah kita sudah habis, ya?" Rena yang masih rutin diet, teringat makanan favoritnya yang habis. "Aku mau ke supermarket sebentar. Lea temani, ya?"
Lea tidak langsung menjawab. Ia melempar pandangan pada Nisa.