Setelah mengisi daftar kunjungan, Alvian memasuki sebuah ruangan luas. Ia tidak menunggu terlalu lama sampai orang yang ingin Alvian temui muncul. Sipir yang mengantar segera ke luar dari ruangan begitu tugasnya selesai.
"Ayah tidak menyangka kamu benar-benar datang." Budiman berkata pada Alvian setelah ia duduk.
"Karena ada hubungannya dengan Nisa, aku wajib datang." Alvian menegaskan kata-katanya. Ia menatap ayah tirinya tajam.
Budiman tersenyum tanpa arti.
Ruang antara Alvian dan Budiman dibatasi oleh sekat kaca tebal. Budiman berada dalam sebuah ruangan yang dijaga oleh seorang sipir. Ada CCTV di sudut ruangan yang merekam pertemuan para napi dengan pembesuknya.
"Bukankah aku memintamu datang sendiri?"
"Aku sendiri," jawab Alvian.
"Jangan membodohiku!" Budiman menunjuk telinganya sebagai isyarat. "Jangan harap aku akan bicara kalau polisi-polisi itu masih menguping," tambahnya mengancam.