Alasan terbesar Alvian meninggalkan sekolah dan fokus berobat karena ia merasa dirinya semakin tidak waras. Alvian rasa ada yang tidak beres dengan dirinya.
Selama bersekolah Alvian selalu rutin berkonsultasi dengan dokternya. Sebelumnya Alvian masih baik-baik saja. Tapi perlahan, ia mulai meragukan ingatannya sendiri.
Wajah yang harusnya Alvian ingat agar tetap waspada, tiba-tiba memudar dari kepalanya. Anehnya, beberapa saat sebelum ingatan tentang wajah penuh kepalsuan itu hilang, Alvian merasa pernah melihat wajah itu lagi. Begitu nyata, begitu dekat.
Tapi bagaimana pun caranya Alvian mengingat pertemuan kedua mereka, tidak ada gambaran yang muncul dalam ingatannya. Seolah ada kabut tebal yang menghalang. Kabut yang tidak bisa ia tembus sekeras apa pun usaha Alvian.