"Mama bilang ada temanmu yang mau ke rumah untuk makan siang sama-sama. Mama juga mengundang Aster untuk bergabung. Mama pikir mempertemukan Aster dan Nisa bisa mengurangi salah paham di antara kalian," jelas ibu Ilyas. "Oh, iya tadi Aster enggak datang. Padahal di telepon dia bilang mau mampir."
Keterangan dari ibu Ilyas tidak banyak membantu. Tapi setidaknya bisa membuktikan kalau Aster tahu Nisa akan datang ke rumahnya.
"Kalau begitu Ilyas hubungi Aster dulu. Mama istirahat saja. Sebentar lagi Ilyas pulang."
"Kalau begitu hati-hati."
Perihal ukuran jejak alas kaki yang tertinggal masih menjadi beban yang mengganjal di hati Ilyas. Ia harus mencari cara untuk memastikannya.
Ketika masih sibuk dengan segala hal yang ada di pikirkan Ilyas, ponselnya berdering. Nama Aster tertera di layar. Ilyas memang berencana melakukan panggilan pada gadis itu. Tidak tahunya Aster melakukan panggilan lebih dulu.
"Halo!"
