Pertemuan antara Aku dan Alan terjadi disebuah objek wisata bendungan walahar. kami berada diantara pemandangan yg cukup indah, dengan derasnya air terjun yg keras, sederas hati kami,kita memandang saling diam mengarah pandangan pada air terjun yg meliuk - liuk, hatiku terasa hanyut bersama derasnya air. Seperti hati kami yg saling membeku dalam pikiran yg melayang - layang, berkeliaran kemasa lalu, tepatnya 16 taun yg lalu. persis ditempat yang sama, dan waktu yang sama, kami mengulang kembali memori itu, hingga hatiku menjadi tersentuh. Dan mataku mulai berkaca - kaca. Alan nampak terlihat dingin, sama seperti waktu itu sikapnya tak pernah berubah, oleh karena itu kami ditakdirkan tidak pernah jadi bersama, karena ada alasan lain didalam hidupnya semua telah berjalan sesuai nasib dan takdirnya dengan alur jalan hidupnya hingga mempertahankan keegoannya kepadaku. Entahlah..!!!
Siapa yang memblokir chat...Nayla....? tanyaku kepada Alan. istriku...jawabnya datar.
Alan sosok lelaki yang berwibawa, ia seorang tokoh politik yg disegani di daerahnya. sikap kalem dan cool sudah menjadi ciri khasnya. yang membuat aku selalu jatuh cinta sedari dulu sejak jaman SMU, ya itu karena Kharisma Alan yg tampak kebapaan dan karismatik. waktu itu Alan sudah dewasa lelaki lajang yang matang berusia 30 an dan aku gadis remaja berumur 16 tahun.
awal cerita pertemuan Aku dan Alan. ketika Aku sama teman - temanku didesa hendak ke kota. kami berencana mau nonton ke gedung bioskop yg ada di kota.
saat tengah menunggu angkutan umum, lewatlah mobil kijang merah, perlahan berhenti dihadapan kami bertiga. Sorang lelaki menawarkan tumpangan kepada kami. lelaki yg sudah dewasa dan matang. karena mungkin karena kasihan melihat kami menunggu lama - lama angkutan umum. Ia langsung begitu saja menawarkan tumpangan kepada kami, dengan basa - basi sebentar. Aku dan teman - teman kami bertiga masuk mobil kijang tersebut.
kami duduk bertiga dibelakang dan lelaki itu didepan bersama supirnya. Sbelum memulai pembicaraan lelaki itu terus saja memandangi kami bertiga dari kaca spion.
" kalian mau pada kemana....? " tanyanya terus memandang kami dari arah kaca spion.
kami bertiga sebagai gadis yang masih lugu dan anak desa, agak malu - malu. saling menoleh mengisyaratkan siapa yg mau duluan menjawab pertanyaan lelaki itu.
kita mau Nonton bioskop Ka. Jawab nancy seperlunya. Oyah.....kalau begitu saya antar yah ....kebetulan saya mau Nonton, biar saya bayarin kalian. tegasnya.Kami bertiga saling menoleh dan tersenyum. Kemudian lelaki itu ngobrol bersama kami bertiga dengan akrab. hingga saking akrabnya mengabaikan sopir yang ada disampingnya.
kenalan dulu satu persatu siapa nama kalian. ujarnya genit. membalikan badannya yg duduk didepan ke arah kami.
petama, Wati temanku duduk berada disisi kiri mengulurkan tangan kepada lelaki tersebut. kemudian. Nancy. yg duduk ditengah, mengulurkan tangan kepadanya. dan yang terakhir aku Nayla memperkenalkan diri kepada lelaki itu. dengan tatapan yg berbeda dan penuh arti Alan nama lelaki itu mengulurkan tangannya kepadaku dengan membiarkanya mengambang lama. Aku terpesona dengan karismatik nya, sejak pertama kali bejumpa, yang notabene sebagai gadis remaja yg masih berusia 16 tahun. Terpesona dengan lelaki yg sudah matang, tanpa syarat tanpa memandang usia. Begitu pula Alan. setelah berkenalan denganku, sikapnya tampak beda. terus saja memandangiku sepanjang jalan mobil melaju.
aku jadi malu - malu ketika Ia terus menatapku.
sesampai di gedung bioskop. kami memilih film yg akan kami tonton.
Kalian mau nonton film romantis atau laga. tanya Alan kepada kami.
terserah om saja. jawab nancy temanku yg agak centil. dihari Minggu itu banyak film yg akan tayang sesuai ruangan. setelah sepakat kami memilih ruangan film laga China. setelah Alan memesan tiket dan membeli Snack. lalu kami masuk bersama. Alan memilih duduk di sampingku, disebelahku, ditengah ada nancy kemudian diujungnya Wati.
16 tahun kemudian setlah chaterakhirku komunikasi antara aku dan Alan sempat terhenti, karena Miss....akses media sosial terblokir....karena ada seseorang yg memblokirnya. yakni istri Alan sendiri. Yang sudah membaca chat percakapan kami, padahal bukan percakapan mesra atau rayuan gombal seperti yg pernah ia ucapkan 16 taun yg lalu. namun setelah kami dipertemukan kembali lewat media online dalam sebuah chat kami hanya saling menanyakan kabar dan itupun aku balasan dengan jawaban ketus.....karena aku sebal marah benci bercampur baur. tp ada rasa senang aku bisa berhubungan lagi lewat media sosial, benci dengan sikap egonya dulu. Entah perasaan yg bercampur aduk antara benci dan rindu...namun selalu kusembunyikan perasaanku.....seolah - olah aku sudah tidak mencintainya lagi. Itu yg ku ucapkan dalam sebuah chat denga Alan.....namun Alan tak pernah tahu, aku masih selalu mengharapkannya ya....dia memang bukan cinta pertamak, tapi dia ada dan hadir dalam hatiku sepanjang sejarah hidupku...selama 16 tahun aku memendam rindu....selama itu perjalanan hidupku terasa hampa dan tak berarti, aku serasa membuang waktuku begitu percuma, tak bergairah dalam menjalani hari - haro hidupku. tak ada semangat bekerja ...aku menghabiskan waktu hanya terus memikirkan Alan. " jika cinta memang sudah tidak bisa ditakdirkan bersama kenapa ada dua hati keping yang salah satunya harus remuk....dalam napas harapannya "
mataku terus berderai memandang arus sungai dalam bendungan yang derasnya....sederas hatiku yg terus bergemuruh,.....berteriak menjerit kesakitan memendam perasaan yg tak kedal selama 16 tahun lamanya. Alan menoleh menatapku dengan terenyuh...berbeda dengan sikapnya yg kini tampak begitu perduli akan kesakitan yg aku pendam. " Nay.....kau sudah tahu kan alasanku meninggalkanmu ...karena aku begitu kasihan kepadamu " aku sigap menoleh dengan gemetar. " kasihan.....
? " jadi selama 16 tahun hanya ada rasa kasihan begitu.....???" napasku semakin sesak tak karuan. dan Alan menyimak rasa gundahku tapi masih dengan santai menjelaskan perlahan. Waktu itu kau adalah seorang gadis kecil yang manis, dimataku ibarat sekuntum bunga yang mekar tak ingin aku merusakmu...jadi aku membiarkan kau mekar....karena aku ibarat kumbang yang suatu saat pasti akan merusakmu. Maka sang kumbang segera menghindari. kau egois Ka....kau kejam ....!!! teriaku sekerasnya. begitu mudahnya kau bilang begitu....yang sesungguhnya kau telah merusakmu kau telah membuatku layu ...sepanjang masa.....!!! sekali lagi aku tak tahan. jadi alasanmu mendekati ku hanya kasihan sebatas apa .....apa...teriakku memendam rasa penasaran selama 16 tahun.Ya ...rasa kasihan seperti Kaka kepada adiknya .,...bukankah usia kita amat terpaut jauh - jauh sekali. Alan meyakinkanku itu bukan alasan Ka. aku tetap tidak percaya. baik akan ku katakan, aku mencintaimu....bukan karena rasa kasihan tetapi aku mencintaimu dengan begitu rasa sayang. sayang karena demi masa depanmu, sayang...karena kita tidak berjodoh ...sayang .karena sejak awal aku sudah dijodohkan dengan dia teman kuliahku, dan kau bertemu denganku setelah bersama dia. ucapnya lirih. Alan menoleh kepadaku kedua tangannya meraih mundaku..
aku baru pertama kali melihat matanya berkaca - kaca berbicara dengan seluruh perasaanya. berbeda dengan yang dulu, ditempat itu di dibendungan objek wisata walahar aku mengenang kembali plashback 16 taun yang lalu. Aku seorang gadis remaja yang selalu bersamanya bermanja - manja dari ucap dan sikapku namun dia tetap dingin kadang sedikit memberi perhatian, entah apa sudah menjadi sifat yg cuek kurang romantis sedangkan aku selalu butuh perhatianya. " ka....denger aku tidak...? aku lagi ngomong sama Kaka.....Alan menoleh sejenak melempar senyum mengelus rambutku sebentar, hanya perhatian sedikit saja sudah membuatku bahagia, selalu terkenang hingga saat ini. perhatianya terpusat lagi pokus pada koran bacaaanya. Aku kecewa Alan lebih memilih membaca berita politik ketimbang menyimak celotehanku, sigadis kecil baginya yang selalu dianggap polos. dia memperlakukan aku seperti boneka mainan yang selalu dibawa dan diajak kapan saja untuk menemani hari - harinya makadari itu aku selalu penasaran terhadap perasaanya dan tersimpan selama 16 tahun.
Air mataku mulai menetes, selama 16 tahun yang kunanti - nanti baru aku mendengarkan seluruh hati dan perasaannya yg sesungguhnya entah harus bahagia atau pun sedih, kenyataanya dia sudah bukan miliku lagi. dia sudah menjadi suami orang. tetapi aku bahagia dengan pertemuan itu dan pernyataannya dengan segenap perasaanya. air mataku mulai menggenang di pipi. keduanya menjadi basah ku tatap pula Alan yang semakin rapuh, serapuh hatiku ....
Alan tersenyum, dan akupun tidak bisa mengelak nya. aku membalas senyuman itu. kami saling berpelukan, tanpa perduli Alan telah ada yang memiliki begitu pula diriku dengan keadaan perasaan hampa walau pernah menjalin kasih dan bahkan pernah sekali menikah.
dalam pelukan yang hangat baru kurasakan lagi setelah 16 tahun bersamanya. dadaku tiba - tiba berdenyut kencang begitu pula Alan, setelah saling mengangkat tubuh lalu saling menatap ada pancaran tatapan yg penuh arti dalam bola mata Alan dan aku tidak bisa menghindarinya, dan aku tak kuasa apalagi setelah Alan memagut bibirku sejenak, perlahan, lembut itu semakin menarik wajahku, gejolak didadaku semakin menjadi dan aku tak bisa menghadangnya apalagi pagutan Alan yang semakin kuat lalu menyusuri area leher membuat aku semakin menggelinjang. dan itu dalam hal perbuatan yang terlarang tanpa sadar Alan telah terikat pernikahan.
Di area tempat wisata bendungan Walahar ada rumah makan lesehan, yang nyaman Aku dan Alan makan siang dirumah makan yang terkenal dengan pepes ikan jambal nya. kawasan wisata bendungan air tersebut berada dekat dengan kawasan industri. banyak para staf perusahaan yang sengaja makan siang dikawasan wisata. oleh karena itu setiap jam makan siang begitu ramai dipenuhi pengunjung. Aku dan Alan berada dipojokan karena lesehanya nyaman untuk sandaran. kebersamaan kami membuat lupa dunia seras milik berdua, dalam keramaian pun kami tidak perduli bahkan ingat pun tidak kepada siapapun. yang aku tau aku merasakan betapa bahagianya setelah 16 tahun lamanya berpisah dari Alan kemudian takdir mempertemukan kami kembali.
Alan begitu memanjakanku tanpa malu menyuapiku sesekali, tanpa perduli disekitar ada yang melihat. dimanjakan seperti itu membuat aku teringat 16 tahun yang lalu karena aku gadis remaja yang selalu dianggap gadis kecilnya Alan kalau ingin minum saja suka sodorin, Pandangan Alan penuh hangat sembari menyuapiku.
Aku terus menggenggam erat tangannya, seakan tak mau berpisah lagi.
" Aku harus pergi Ratna pasti tengah menungguku dirumah" . Alan mulai gelisah
Aku merengut kecewa rasanya baru sebentar harus berpisah lagi.
Kaka...jangan tinggalkan aku lagi. hatiku mulai sesak mataku berkaca, seakan tidak akan bertemu lagi dengannya.
kita akan bertemu lagi percayalah. Alan meyakinkanku. Bagaimana bisa aku harus percaya kepadamu, sedang kan kamu mengingkarinya selama belasan taun. ucapku lirih. Alan terlihat semakin merasa bersalah.
Kaka...saat kau marah kepadaku, kau meminta putus, didalam mobil itu masih ingat tidak aku kesal membanting kan cermin kecil, tanganku berdarah karena tergores serpihan cermin itu. Kaka ga perduli, kaka terus membiarkanku terluka, apalagi hatiku, dibiarkan terkoyak setelah Kaka bilang akan menikah dengan wanita teman kuliah Kaka yang dijodohkan orang tua. Aku waktu itu cuma seorang gadis kecil, yang mengalami kekalahan setelah diputuskan lalu ditinggalkan. Dan tega teganya Kaka, menurunkan aku dari mobil setelah Kaka memutuskanku. tanpa merasa bersalah dengan keegoisan, mobil Kaka terus melaju. padahal aku berlarian mengikuti mobilmu. Mengejar Kaka dengan putus harapan duinia seakan runtuh ketika terakhir kalinya Kaka meninggalkanku. tanganku berdarah bekas goresan cermin dan hatiku semakin berdarah kehilangan tenaga, mengejar mobilmu.
Maafkan Aku Nayla aku sudah membuatmu terluka. kupikir perlahan kau masih bisa melupakanku karena masadepanmu masih panjang. kau masih bisa memilih lelaki yang kau mau, kau masih melanjutkan sekolah kan saat itu kau masih SMU.
Aku menjadi egois karena demi masa depanmu aku egois lebih baik aku menyakitimu sampai saat itu saja. karena sebelum bertemu dengan mupun Aku telah bertunangan dengan Ratna kau hadir setelah ada dia.
Aku terus berjalan menyusuri jalan dalam kesendirian dalam keadaan patah hati. terlunta - lunta tanpa ada semangat hidup tiada gairah pada waktu itu Alan memang menyesal meninggalkanku. tetapi, tidakkah dia menyadari bahwa walaupun waktu itu aku masih sangat muda, apakah salah telah mencintainya.
sepeninggal Alan dengan mobilnya. aku terus saja berjalan putus asa tanpa arah, lalu aku dihampiri seorang pemuda yg sebaya denganku yang mengendarai sepeda motor.
kenapa jalan aja de. Naik yu. tawarannya aku terdiam tidak ada semangat. karena aku merasa cape aku langsung mengangguk menyetujui ajakanya. Pemuda itu membawaku setelah sebelumnya berkenalan denganku namanya Andri.
aku sudah menceritakan banyak kepada Andri setelah aku diputuskan Alan. rupanya Andri bersimpati, lalu tertarik kepadaku. Ia menyatakan perasaannya. Walau aku belum siap membuka hati, dan masih sangat mencintai Alan. tidak semudah itu, kita baru saja berkenalan bukan berarti harus langsung Pacaran, seperti ada rasa trauma terhadap laki - laki. walau dengan sungguh - sungguh menyatakan perasaanya aku tidak mempercayainya barangkali Ia hanya ingin memamfaatkanku saja disaat aku tengah patah hati. Andri cukup tampan sekolah di Sekolahan favorit di daerahku, dia anak kesayangan maminya Ia anak keturunan Chinese, maminya orang muslim Papinya orang Kristen. bertoleransi emang tetapi apa jadinya jika dalam satu keluarga berbeda Agama. Kalau aku mau menerimanya sebagai kekasih banyak Konsekuensinya. makadari itu setiap ada laki - laki yang datang kepadamu penuh aku pertimbangkan.
dan sekian lama aku hidup berkesendirian aku disibukan dengan aktivitasku tanpa sadar sudah lupa bahwa aku seorang wanita yang membutuhkan pendamping hidup, pertama usiaku sudah cukup waktunya berumahtangga. Kedua, kalau dikampung banyak sekali gunjingan orang sana sini terutama gunjingan tetangga yang selalu merasa benar pendapatnya. begitulah kalau dikampung kalau sedikit saja ada umur dan belum menikah selalu di katakan perawan tua yang jomblo. Aku memang selalu tidak mau membuka hati untuk para lelaki, Apakah karena trauma oleh Cintanya Alan. setiap dalam hatiku selalu terpatri namanya. Dia selalu ada dalam doaku, dia selalu menjadi air mataku disetiap malamku disepanjang waktuku.
" Tuhan jagakan dia untukku....disetiap waktu dalam doaku dalam hatiku " aku selalu berdoa dan memohon agar bertemu dengannya disuatu hari nanti dalam keadaan apapun.
###
Bab 2.
Aktivitas diParlemen.
Aku bekerja menjadi sekretaris di gedung Parlemen Praksi Daulat dari komisi seni dan budaya. menjadi sekretaris nya dari seorang anggota DPRD. yang bernama Prayuda.
Prayuda seorang politisi muda dari partai . Daulat. yang menangani komisi seni dan budaya. Pak. Yuda ada Agenda rapat senat hari ini jam sembilan! tegasku sambil berdiri dibelakang Yuda yg duduk ditempat nya. trus nanti sore kita akan pergi ke Festival seni dan budaya dilapangan Galuh mas. tambahku lagi. " Oke.... oke.... tolong agendakan saja.
beberapa waktu kemudian aku pergi dengan Yuda ke gedung rapat senat. Entah apa yang terjadi, aku bertemu dengan Alan saat hendak menyediakan kelengkapan dokumen rapat paripurna Yuda. oh..... aku kaget melihat Alan yang duduk di praksi partai Gema. Alan menatap tajam kepadaku mungkin diapun kaget begitu melihatku mendampingi Yuda. Yuda politisi muda yang masih lajang, anggota termuda dirapat paripurna itu. Alan baru melihat ku karena Aku sekretaris baru menggantikan Novi. Rapat paripurna sudah berjalan 2 jam lamanya, Para anggota keluar satu persatu Aku menunggu menghampiri Yuda mengambil kembali dokumen Yuda. Yuda pergi duluan. setelah ku ambil dokumen Yuda. Aku melihat Alan yang lewat dengan alan dengan sekretaris prianya. Alan mempeersilahkan agar Sekretarisnya pergi duluan, begitu melihat ku Alan segera menghampiriku. " Kamu bekerja disini sudah berapa lama...? " " kaka baru melihatnya yah aku baru masuk menggantikan Novi yang risen! " " semoga kamu betah yah Nay..! " iya Ka....! " jawabku senang entah kenapa setelah aku bertemu sekali dengan Alan malah bertemu lagi ditempat kerja baruku . dulu aku bekerja sebagai CS di salah satu perusahaan di jakarta. salah seorang teman menawariku untuk bekerja di gedung pemerintahaan daerah sekertariat di Parlemen. dan diparlemen aku bekerja tidak terikat PNS hanya bekerja sesuai kontrak peraturan pemerintah daerah setempat yaitu di sekretariat Parlemen.
" Nayla ayo kita sudah terlambat....! " tiba - tiba suara Yuda mengagetkan keterpanaanku bersama Alan, menatap curiga. segera mungkin aku menghampiri Yuda. Aku berjalan di samping Yuda dari kejauhan Alan terus saja masih menatapku, aku melirik ke belakang Yuda memergoki ku. " kamu kenal dia? " tanyanya Penasaran " Dia temanku waktu masih remaja! " Yuda tertawa renyah " Dia kan lelaki dewasa? waktu kau remaja umurnya pasti sudah 25. jangan - jangan di bekas pacarmu.... dulu kau pasti menyukai sugar dedy yah....!! " Yuda terus menertawai ku . kalau memang benar kenapa emang Pa? " aku spontan keceplosan sebenarnya diucapkan Yuda benar. " sudah kuduga haa.... ! " kenapa pa lucu yah....? " aku kesal terus diledek . " kenapa Bp jadi sok tau gitu yah...! " meskipun so tau tapi benarkan. karena Aku tau Alan itu genit . sudah punya istri suka main - main sama perempuan..." emangnya Bapa kenal dengan Pa Alan? " tanyaku dengan membelalak penasaran. " istrinya seorang pengacara. dia gak cantik sih tapi smart,makanya Alan selalu mencari kesenangan di luaran....! " rupanya Yuda lebih banyak mengenal Alan daripada aku.
Aku merenung sejenak apakah sipat Alan emang begitu suka mempermainkan wanita seperti yang diucapkan Yuda kepadaku. Maka dari itu tega meninggalkanku tak pernah setia. tp aku tahu waktu itu dia sudah berterus terang bahwa Ia dijodohkan karena dia akan menikah dengan pengacara itu. dan kalau memang benar Alan bukan tipikal lelaki setia tidak mungkin setelah menikah dengan pengacara itulah akan main - main dengan wanita lain seperti yang dijelaskan Yuda kepadaku.
" Jangan - jangan kau masih ada hubungan denganya! " Yuda menduga - duga karena aku langsung tertegun.
" So tahu Bapa.... ! " Sudahlah biar lebih akrab jangan panggil saya Bapa. panggil aja Nama Yuda " " ya ga enak lah pa... kalau diluar kantor aku mau ko panggil Yuda karena Bapakan masih muda " " bener nih... bener nih...! " canda ya sambil mencolek pinggang ku hingga aku kegelian ikut tertawa. " ayolah ceritakan padaku tentang kamu dengan Alan ! " aku pengen tahu sejauh apa hubunganmu dengannya. Yuda memancing ku untuk berterus terang, pada akhirnya aku menceritakan kisahku dari awal sampai akhir kepada Atasan ku yang baru ku kenal dan ingin menjadi sahabatku pendengar terbaikku.
" Dia kan sudah beristri apakah kau masih terus mengharapkannya? " Tanya Yuda dengan pandangan teduh. rupanya dia ikut merasakan luka yang cukup aku rasakan. " Cinta memang diluar nalar tak ada logikanya sepanjang tahun aku terus memikirkannya, bahkan mengesampingkan kepentingan ku termasuk mengejar impian dan harapanku dalam hidup, rasanya tak pernah ada gaira! "ucapku putus asa . " menurutku kau wanita yang sangat pandai Nayla sampai diperbudak oleh cinta masa depanmu masih panjang, masih banyak impian dan cita - cita yang pasti ingin kau gapai selama belasan tahun kau membuang waktu begitu saja. "
"Yuda..... kalau ada seorang wanita sepertiku.... aku mengharapkan ada lelaki yang sama sepertiku! " ucapku dengan mata berkaca - kaca. Yuda menghela napas dengan pandangan kosong ke depan.
" Seandainya lelaki itu ada, apakah kau akan siap mengganti posisi Alan dihatimu? tanya menoleh lagi ke arahku " " Entahlah aku sudah mati rasa untuk lelaki lain hasratku sudah habis! " Kalau kau lanjutkan lagi cintamu dengan Alan, itu cinta terlarang kau akan menempuh jalan terjal, penuh batu sandungan bahkan akan lebih pedih lagi disaat waktu kau ditinggalkan. sekarang kau akan dicap pelakor perusak rumah tangga orang kalau kau kembali lagi kepada Alan. " Entah sepertinya aku lagi menyaring masukan Yuda kepadaku tergantung hatiku apakah aku masih mau mengharapkan Alan. ditambah Aku malah ditakdirkan bertemu lagi dengannya Aku harus bahagia atau kecewa, entahlah yang lagi - lagi diluar nalar saat rindu datang, tak pernah kupikirkan lagi matang - matang semua serba progres kehendak.
Bab ll
Dilema
Yuda terus memperhatikanku dan itu selalu membuatku salah tingkah. Tapi hari - hariku selalu ditemani nya. aku selalu menemaninya kunjungan kerja saat reses, ada kegiatan keluar men emani acara - acara tugas parlemen . kami memakai Pakaian casual saat Acara olah raga dan pentas seni digelar dilapangan Galuh mas. Disiang hari rasa panas begitu menyengat dengan teriknya matahari siang bolong. itu sangat mennggugah rasa hausku. Mas Yuda sigap memberiku minuman segar es tea, aku menyeruput minuman itu yng disediakan di meja. Dilapangan Galuh mas ada pementasan seni tari dari perlombaan sekabupaten. yang acaranya berlangsung dihadiri Bupati. dan sekaligus diresmikanya acara tersebut. Anggota Dewan yg menaungi seni dan budaya ikut serta tampak rombongan mendampingi Bupati. termasuk juga Alan yang aku lihat telah berada di ujung sana. Rupanya Alan tengah memperhatikan sikapku dari tadi, dan begitu pula aku yang selalu gelisah kalau setiap gerak - geriku selalu diperhatikan Alan.
" Apakah kau tidak ingin lagi ke bendungan walahar denganku? " tanyanya menghampiriku sambil menyaksikan pertunjukan perlombaan seni tari, Yuda tengah sibuk mengobrol dengan Bupati dan wakilnya stan kehormatan karena memang sap paling depan untuk tamu kehormatan. aku yang dibelakang yuda sbagai Asisten pribadinya bebas bergerak kemanapun termasuk mendatangi bajar yang menjual asesoris yang menarik di stan UMKM. karena selain perlombaan seni tari acara tahunan tersebut juga mendirikan bajar pameran produk hasil UMKM juga bagian seni dan budaya yang diberdayakan pemerintah setempat.
" Kaka lupakanlah, kau pria yang telah beristri, aku tak ingin kau lukai lagi untuk yang kedua kalinya! "
" aku tidak pernah lupa terakhir kali waktu kita bertemu, apakah kau tidak menghendakinya lagi, kau sangat manja, sama seperti beberpa tahu yang lalu! " Alan mulai merayuku lagi saat kami bertemu aku dengannya memang benar - benar mengulang masalalu. termasuk dia menyuapiku makan dirumah makan, Padahal aku selalu ingin melupakan Alan dari kehidupanku. Aku ingin menghindarinya karena aku sadar dengan posisiku saat ini, namun kenyataanya dimanapun aku berada selalu dipertemukan dengan Alan termasuk diranah tempat kerjaku. " Kaka jangan selalu dekat denganku nanti ada mata - mata istrimu! " ujarku ada rasa takut dengan keadaan sekitar. " Biarkan saja Ratna sudah tahu, aku selalu akrab dengan wanita dianggap biasa saja, tidak apa - apa paling aku cuma dapat ceramahnya! " ' itulah dirimu ka, akan membuat semua wanita selalu kesal! " " Apakah kau masih kesal padahu, pukul aku! " godanya semakin genit aku semakin tak berdaya dibuatnya . dia menatapku dengan hangat dan aku semakin simpati lagi rasa cinta yang dulu malah semakin berkembang bermekaran dalam hatiku. " kaka..... jangan mempermainkan perasaanku lagi! " " Emangnya kenapa, kau sudah ada pengganti? " jawabnya sambil melirik ke arah Yuda dan perhatian Yuda pun sibuk teralih kepada kami yang lagi ngobrol di stand bajar UMKM.
Alan membelikanku Asesoris berupa kalung etnik di stand UMKM tersebut. lalu memakaikanya untukku. aku senang atas perlakuan manisnya. Yuda datang menghampiri kami. " Acara sudah mau selesai Nayla mari ikut denganku! " sepertinya Yuda selalu ingin memisahkan kami. aku mengangguk. Alan memberi kode dengan mengangkat jarinya ke telinganga dan bibir. mengisyaratkan agar aku nanti menghubunginya lagi lewat ponsel. dan Aku mengiyakanya.
" Kau.... masih belum move on dengan Nayla? " tegas Yuda kepada Alan. " Kau tahu kan aku lelaki tifikal seperti Apa? " " kau jangan mencoreng lembaga Parlemen, kau contoh masyarat, tingkah lakumu sebagai panutan, nanti tersorot media. " tegas Yuda sekali lagi " lepaskanlah Nayla, kasian, dia lagi bekerja denganku, aku yang membawanya di parlemen ini artinya dia jadi tanggung jawabku juga. " " Bapak, sudahlah Pa..., Bapak ini apa - apa an Pak Alan ga salah Pa, ini ranah pribadi kami Bapak jangan pernah ikut campur! " " Nayla benarkah yang kau ucapkan, kalau ada sesuatu yang terjadi di media aku angkar tangan, ini semua karena ulah kalian jangan libatkan saya! " Yuda terus mewanti - wanti. " Nayla benar, jadi kau tidak perlu ambil pusing ini urusan pribadi kami! " tambah Alan membuat Yuda semakin mendengus, Yuda tidak suka aku berdekatan lagi dengan Alan.
" kau masih ingin terus mengharapkannya? " tanya Yuda penasaran. " Sudahlah Pa, aku akan tanggung semuanya dan konsekuensinya! " " semoga kau tidak salah langkah, berpikirlah yang jernih, jika kau lanjutkan hubunganmu tidaklah baik, kau akan mendapatkan akibatnya! " aku tidak menyalahkan saran Yuda lagi - lagi diluar nalar aku tak pernah move on dari laki - laki yang telah beristri itu.