"Sedang apa, Tuan Putriku?" ledek Cuon kepada gadis remaja itu yang tengah duduk di depan cermin riasnya.
"Ah, Pangeran Tampanku, mengagetkan saja. Lihatlah cat rambutku sudah hampir habis," jawab Rachel sembari menunjuk botol cat rambutnya, Ia membawanya dari Arhellish karena tidak tahu resep yang dimiliki oleh tabib itu.
"Hmm, apa Kau lebih suka dengan rambutmu yang coklat daripada kuning emas?" ucap Cuon.
"Menurutmu?" Rachel mengedikkan bahu. "Apa kata orang-orang di luar sana jika tiba-tiba saja rambutku berubah menjadi kuning emas," rajuk Rachel.
Kedekatan Cuon dan Rachel semakin intens, mereka berdua hampir setiap hari bercanda berdua, membicarakan bermacam-macam hal, dan berbagi kesedihan juga. Sebagai pangeran dan putri, baik Cuon maupun Rachel memiliki ketakutan maupun rahasia yang tidak bisa diceritakan kepada sembarang orang.