Empat tahun kemudian ...
Rachel menikmati sore yang indah dengan berdiri di balik pagar balkon setelah sehari sibuk menjalani aktivitasnya sebagai putri istana.
"Huaaa ...." Terdengar suara Pangeran Alphin mengagetkannya. Lelaki itu kemudian menggamit pinggang Rachel dari belakang.
"Pangeran Alphin, minggirah." Rachel menepiskan pegangan tangan lelaki itu.
"Hmm, bisakah Kau tidak bersikap ketus padaku beberapa saat saja?" rajuk Pangeran Alphin.
Tak ada jawaban dari gadis itu, Rachel malah berlenggang pergi dari balkon. Ia memilih untuk mengurung diri di dalam kamar daripada berdiri berdua dengan lelaki itu. Diakui atau tidak diakui kini Pangeran Alphin menyukainya sebagai seorang wanita, bukan sekadar adik saja. Ia dan Pangeran Alphin juga bukan kakak adik, tetapi hanya saudara tiri.
"Rachel, bukalah pintunya." Panggilan dari Pangeran Alphin kembali terdengar.
"Ayo kita mencari bunga pukul sore," ajak Pangeran Alphin.