Chereads / Mendekap Rasa / Chapter 8 - Ulang Tahun Yang Terlupakan

Chapter 8 - Ulang Tahun Yang Terlupakan

"Mama, aku pergi dulu ya." Pamit Filio.

"Hhmmm, wangi banget! Kamu mau kemana sih?" Tanya sang mama.

"Ke Cafe Arion."

"Oke, hati-hati ya."

"Iya." Filio mencium punggung tangan sang mama.

Mama Citra merasa heran dengan anak sulungnya itu, karena kali ini penampilannya lebih rapi dan lebih wangi, tapi ia tak ingin bertanya-tanya lebih jauh karena biasanya nanti Filio akan bercerita dengan sendirinya.

Filio mengeluarkan mobilnya, lalu ia mengendarai kendaraan roda empatnya itu menuju ke cafe Arion. Jalanan siang ini cukup padat, banyak kendaraan roda empat yang juga keluar rumah. Filio melihat jam pada ponselnya yang sudah menunjukkan pukul dua siang. Ia takut Vinia sudah menunggu lama.

Vinia atau Fiona memang sudah sampai di Cafe Arion, ia duduk disalah satu kursi, lalu ia pun memesan minuman.

Di waktu yang sama, Nathan sampai di rumah Fiona, ia pun memarkirkan kendaraannya. Nathan ingin memberikan kejutan pada kekasihnya itu dengan datang ke rumahnya tanpa memberitahukannya terlebih dahulu.

"Assalamualaikum." Salam Nathan.

"Waalaikumsalam." Jawab Papa Febri.

"Siang Om, Fiona ada?"

Papa Febri heran, karena tadi Fiona berpamitan padanya ingin bertemu dengan Nathan di Cafe, tapi mengapa Nathan malah datang kesini?

"Om!"

"Iya, Fiona hari ini bukannya mau bertemu kamu?"

Nathan memicingkan kedua matanya, sambil menatap Papa Febri. "Bertemu dengan saya? Maksudnya?"

"Iya, tadi Fiona pergi, dia izin pada Om kalau ia mau bertemu dengan kamu di Cafe." Jelas Papa Febri.

"Cafe mana? Tapi hari ini saya nggak ada janji dengan Fiona untuk bertemu di Cafe."

"Om juga nggak tau Cafe mana, lalu hari ini Fiona bertemu dengan siapa?"

Nathan menggelengkan kepalanya, karena ia pun tidak tahu kemana Fiona pergi. Nathan mempunyai firasat kalau Fiona sedang bertemu laki-laki lain. Nathan mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya, lalu ia menelepon Fiona.

Drrttt ... Drrttt ...

Ponsel milik Fiona yang ia letakkan di atas meja, bergetar. Fiona pikir yang menelepon adalah Filio tapi ternyata Nathan. Fiona tidak ingin mengangkatnya, ia tidak ingin kekasihnya itu curiga padanya.

Tak lama kemudian, Fiona melihat dari jendela, Filio turun dari mobilnya. Fiona pun bersiap-siap, ia mematikan ponselnya, agar tak ada yang menganggu saat ia berbincang dengan Filio nanti.

Saat Filio masuk ke dalam Cafe, Fiona melambaikan tangannya, lalu Filio langsung menghampiri wanita berkulit putih itu.

"Hai!" Sapa Filio sambil menatap Fiona.

"Hai juga!"

Filio duduk di hadapan Fiona, lalu ia memesankan makanan dan minuman untuk dirinya dan untuk wanita yang duduk di hadapannya itu.

"Kamu sampai sini jam berapa?" Tanya Filio.

"Jam dua kurang seperempat."

"Wahh udah lumayan lama ya kamu menunggu?"

"Iya."

"Kamu kesini naik apa?" Filio bertanya lagi.

"Naik ojek online."

"Oh, coba tadi aku jemput aja di rumah kamu, sekalian biar aku tahu rumah kamu."

"He ... He ... He ..."

Filio dan Fiona masih asyik mengobrol agar perkenalan mereka lebih mendalam. Sedangkan Nathan masih mencoba menghubungi Fiona tapi ponselnya malah tidak aktif.

"Om, saya mau kembali ke Resto deh, karena disana sudah ada teman-teman saya." Pamit Nathan.

"Ke Resto? Memang ada acara apa?"

Nathan menatap orang tua dari kekasihnya itu, "Om lupa kalau hari ini ulang tahun Fiona?"

"Astaghfirullah, iya Om baru ingat."

'Tidak biasanya Om Febri baru ingat ulang tahun putri tercintanya, biasanya mereka selalu merayakannya sekeluarga.' Batin Nathan.

"Ya sudah Om, saya pamit dulu!"

"Nggak nunggu Fiona datang dulu?"

"Nggak, Om. Biar nanti saya coba hubungi Fiona lagi."

"Iya, hati-hati ya."

"Iya, Om. Oh iya, Tante mana?" Tanya Nathan karena biasanya saat Nathan berkunjung ke rumah Fiona, Mama Iren selalu ada.

"Tante sedang tidak ada di rumah."

"Oh gitu."

Nathan pun mencium punggung tangan Papa Febri, lalu ia pergi. Saat sedang berada di jalan, hati Nathan bertanya-tanya, kemana Fiona pergi? Dan sedang bersama siapa ia?

"Aku nggak menyangka lho kalau usia kita ternyata sama." Ucap Filio yang masih berbincang dengan Fiona.

Bicara soal umur, tiba-tiba Fiona teringat kalau hari ini adalah tanggal dua puluh agustus, tanggal kelahiran dirinya. Hari ini ia berulang tahun, tapi mengapa ia bisa lupa?

"Sekarang tanggal dua puluh ya?" Tanya Fiona.

"Iya, kenapa?"

"Aku ulang tahun, lho."

"Oh iya, kok kamu bisa lupa sih ulang tahunmu sendiri?"

Fiona sempat lupa, karena yang ada dipikirannya saat ini adalah perpisahan kedua orang tuanya yang secara tiba-tiba sangat mengagetkan dirinya.

"Iya, aku juga nggak tau kenapa bisa lupa."

Filio pun mengucapkan selamat ulang tahun pada Fiona yang sedang berulang tahun yang ke sembilan belas tahun itu.

"Arrgghh!" Pekik Nathan di hadapan teman-temannya. Ia sudah mengumpulkan teman-teman dekat Fiona yang merupakan temannya juga di sebuah Resto, karena hari ini Nathan akan membuat kejutan ulang tahun kekasihnya itu, tapi ternyata malah batal karena Fiona tidak ada di rumah.

Tidak biasanya Fiona pergi tanpa pamit ataupun tanpa meminta antar pada Nathan. Makanya Nathan pikir, Fiona ada di rumah, karena ini adalah hari ulang tahunnya jadi biasanya Fiona merayakannya bersama keluarganya dan juga bersama Nathan, kekasihnya.

"Lo udah coba hubungi ponselnya?" Tanya Naira, salah satu teman dekat Fiona.

"Udah, berkali-kali gue telepon, tapi nggak ada jawaban. Nggak biasa-biasanya lho dia seperti ini."

"Lagian kenapa lo nggak bilang dari awal sih sama Fiona biar dia nggak pergi?" Ucap Disa, yang juga teman dekat Fiona.

"Gue kan mau kasih kejutan sama dia, makanya gue sengaja nggak bilang-bilang sama dia."

Tempat acara yang sudah di pesan, kue ulang tahun yang sudah dibeli dan acara yang sudah di rangkai dengan sedemikian rupa terpaksa batal karena yang sedang berulang tahun tidak hadir, akhirnya Nathan pun makan bersama teman-teman yang sudah hadir walau tanpa Fiona.

"Tadi aneh deh, masa Om Febri lupa ulang tahun anaknya? Biasanya dia itu selalu merayakannya bersama keluarga dengan makan malam bersama ataupun pergi berwisata." Cerita Nathan.

"Oh ya? Mungkin karena Papanya Fiona sibuk, jadi wajar aja kalau lupa." Sahut Rio.

Namun menurut Nathan tetap aneh melihat ekspresi Papa Febri yang baru ingat hari ulang tahun sang putri.

Semenjak permasalahan rumah tangganya hadir, pikiran Papa Febri memang terfokus pada permasalahan rumah tangganya itu, ia tidak lagi mengingat yang lainnya termasuk tanggal ulang tahun sang putri tercinta. Apalah artinya bersenang-senang merayakan acara ulang tahun kalau saat ini kehidupan rumah tangganya sudah hancur berantakan? Yang Papa Febri fokuskan setelah ia bercerai ini adalah kondisi psikis kedua anaknya, ia harus bisa menjadi sosok ayah yang lebih baik bagi Fiona dan juga Devan.