Golongan Scorpio direpresentasikan sebagai sosok yang mirip dengan pemimpinnya, Hades. Di astrologi, Scorpio punya karakter sebagai zodiak yang powerful, berhubungan dengan kegelapan. Ada kaitannya dengan pembawaan Scorpio yang terlihat misterius dan juga sebagai sosok yang tidak mudah didekati. Dikarenakan penguasanya sang Dewa Hades sebagai satu-satunya Dewa yang mengurus dunia bawah tanah. Mengasingkan diri dari para Dewa-Dewi yang menghuni bukit olimpus.
Yah! Barangkali dikarenakan hal ini Scorpio dikenal sebagai klan misterius dan terlihat mengintimidasi. Ini suatu hal yang menarik untukku. Tanpa berpikir panjang lagi, aku menjawab pertanyaan tersebut di selebaran yang berisi seratus soal. Aku tidak ingin mengatakan soal selanjutnya kepada kalian. Mungkin dilain waktu bisa diceritakan. Jika dijabarkan satu persatu, akan menimbulkan kejenuhan bagi siapa saja yang kebetulan membaca salah satu diary anggota akademi zodiak suatu saat nanti. Saat ini aku dengan sebelas zodiak lainnya sedang mengikuti kelas pelajaran yang diberikan Emma Megan. Bukan memberikan penjelasan, tapi beliau melemparkan pertanyaan berupa tebakan.
Sebelumnya, Emma Megan menyuruh kedua belas zodiak untuk menonton dan mengamati setiap karakter dari putri Disney. Beliau sudah mengambil sampel dua belas putri. Diantaranya ada putri Elsa, Anna, Cinderella, Aurora, Belle, Jasmine, Merida, Tiana, Ariel, Mulan, Pocahontas, dan terakhir putri Rapunzel. Dan tugas kami adalah memasukkan kedua belas Disney princess ke zodiak yang paling cocok untuk masing-masing putri. Tugas yang kami emban memang terdengar kekanakan sekali, mengamati perilaku para putri kesayangan anak-anak, meskipun orang dewasa juga tentu suka dengan kecantikan mereka. Tapi demi memenangkan tugas ini, aku begitu fokus. Menebak tingkah putri Disney sembari mengingat-ingat kembali yang sudah aku tonton sebelumnya.
"Makan malam mewah sedang menanti untuk peringkat teratas. Ada beberapa jenis makanan yang sudah tersedia di dapur asrama. Sesuai dengan urutan rangking. Yang rangking terakhir akan mendapat jatah makan yang memprihatinkan." Jelas madam Megan. Memandang satu persatu anak didiknya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Dengan mudahnya beliau menangkap raut wajah kami yang terasa nano-nano.
'Aku mau makan enak malam ini. Cayooo Bicu' aku menyemangati diriku sendiri. dengan tangan terkepal erat, aku menjawab soal-soal itu dengan hati-hati. Sebenarnya ujian ini sudah hampir satu jam. Tinggal dua Putri Disney yang masih kosong.
"Ya ampun! Putri Cinderella masuk ke zodiak mana ya?" celetuk gadis berambut pirang. Aku melihat kerutan di pelipisnya. Sesekali ia berdecak.
Dan pandanganku kini beralih ke seorang gadis yang ada di depannya. Sosok gadis yang aneh. Selalu menutupi sebagian wajahnya dengan syal warna putih. Gadis berzodiak Cancer.
hufftt.... untung saja dia terlihat tenang hari ini. kalau tidak, ruangan ini bakal ricuh. batinku.
Aku masih ingat pertama kalinya dia datang dari negeri ginseng. Menginjakkan kakinya dibantu seorang ibu-ibu. Tidak. Lebih tepatnya diseret seorang ibu paruh baya yang kupikir itu adalah ibunya. Dia menangis meronta-ronta berusaha melepaskan tangan ibu tersebut bak capit kepiting dari genggamannya. Namun usahanya sia-sia. Mulai dari gerbang kampus sampai ke ruangan dosen, gadis yang kutahu berzodiak cancer itu tidak henti-hentinya menjerit keras disertai tangisannya. Tentu saja sebagian besar para mahasiswa lain menonton tingkah kekanak-kanakannya tersebut.
"Aku tidak mau disini... aku mau pulang. Pokoknya tidak mau" Dia menjerit kesetanan waktu itu. Sepertinya ibu itu tidak peduli dengan tatapan aneh disekelilingnya.
"Kalau ia tidak mau, kenapa bisa lolos seleksi sih!" tanda tanya besar memenuhi pikiranku. Aku hampir saja lupa memakan telur gulung si cemilan favoritku yang kala itu sudah mendingin. Akibat terlalu penasaran pada sosok itu.
"Apa mungkin dia dibayar?" gumamku penuh curiga.
Setelah ditetapkan lulus, aku dan sebelas zodiak lainnya ditempatkan dalam satu asrama, yang dimana ruang kamar tidur berjumlah enam ruangan. Aku satu kamar dengan gadis asal Jepang berzodiak Gemini.
Di asrama, satu-satunya gadis yang tidak pernah
bertegur sapa denganku adalah si bintang Cancer ini. Anak-anak asrama lainnya juga tidak pernah peduli kepadanya. Menurut mereka, gadis Korea itu punya kelainan jiwa, diajak bicara baik-baik dia balas dengan ketus. Mereka langsung tidak suka dengan sifat tempramennya. itu yang kutangkap informasinya dari gadis berbintang Virgo. Hanya yang kutahu dia seorang gadis yang suka menghabiskan waktu senggangnya di depan komputer yang tergeletak di ruang tempat kami berkumpul untuk sekedar bercengkrama. Pernah waktu itu aku melewatinya. Aku terkejut bercampur bingung. Tiba-tiba saja gadis Cancer tersebut tersenyum aneh kepadaku. Lebih tepatnya sebuah seringaian dengan tatapannya yang melotot tajam ke arahku. Untuk saja kuingat kalau gadis ini punya gangguan mental. Dan aku pun segera berlalu dari hadapannya dengan seribu pertanyaan.
"Waktu sudah habis. Siap tidak siap yang penting dikumpul" Suara Emma Megan mengagetkanku dari lamunan. Memeriksa soal yang telah kuisi. Satu menit berlalu, aku langsung beranjak dari tempat duduk menyerahkan tugas itu ke sang Demigod.
"Silahkan kursi masing-masing membentuk sebuah lingkaran." Perintah Emma
"Sekarang apa yang akan kami lakukan, Emma?" Tanya gadis berlesung Pipit si bintang Gemini. Kami menunggu jawaban beliau. Lima detik berlalu tidak ada jawaban. Oke. Tanpa basa-basi lagi kami pun mengiyakan perintahnya.
"Turuti saja apa yang saya katakan."
Setelah membenarkan lingkaran, kami menunggu aba-aba selanjutnya. Madam terlihat sibuk mengamati lembaran kedua belas soal. Sesekali muncul kerutan di pelipisnya. Pasti diantara kami jawaban yang diisi kebanyakan salah. Suasana berubah tegang. Sayup-sayup kudengar bisikan disampingku. Dan tentunya suara dari arah berlawanan juga sedang berbisik-bisik.
"Pssttt... Bicu, aku sangat deg-degan menunggu nilai ujianku." Ucapnya dengan nada pelan
"Kamu tidak sendiri" sahutku
"Tapi kamu terlihat begitu tenang" Ujarnya heran.
"Aku tidak ingin menampakkan wajah takutku" sebuah cengiran kuberikan kepadanya.
"Cool girl!" Gadis Gemini itu mengacungkan jempol.
Padahal aku sedikit tegang seperti yang lain. Berharap mendapatkan nilai yang bagus.
"Baik. Kita buka sesi perdebatan"
"Berdebat?"
Beberapa gadis menatap satu sama lain dengan air muka bingung. Aku berusaha mencerna apa maksud beliau.
"Dimulai dari Si Pisces" Emma mengarahkan jarinya ke arah gadis yang mendadak pucat pasi. Tak lama selang beberapa detik kemungkinan ia mulai menguasai dirinya.
"Saya tidak memberikahukan jawaban kalian ini benar atau salah. Saya hanya minta penjelasan dan terangkan kepada seluruh anggota disini. Bagi yang mendengarkan bisa menyanggah pendapatnya.
"Di jawaban kamu ini, terutama di bagian dari pengisian zodiak putri Elsa. Coba jelaskan, kenapa kamu beranggapan bahwa Elsa lebih ke karakter bintang Capricorn?" Tanya Emma ingin tahu.
'Elsa? tadi aku menggolongkannya ke zodiak Cancer.' Aku membatin.