Tak terasa, roti panggang ala Jeni bahkan telah siap disajikan. Bersamaan dengan itu, Wili pun datang lalu duduk di dekat mamahnya. Ia sudah bersiap menyantap roti panggang buatan Jeni yang langsung disajikan di hadapannya.
"Kata Jeni, kamu mau ke Bogor ya, Wil?" Sindi bertanya saat anak bungsunta itu telah duduk dan langsung sarapan.
"Iya, Mah. Ada urusan di restaurant. Sebentar lagi juga Roy akan datang menjemput." Wili menjawab sambil mengunyah makanannya.
"Mamah hanya bisa berdo'a semoga restaurant yang di Bogor semakin maju, kamu juga semakin sukses lagi ya," harap Sindi menatap Wili begitu dalam. Sungguh dalam hatinya masih saja merasa bersalah kepada anak bungsunya itu atas kecerobohannya.
"Iya, Mah. Do'a Mamah amat berharga bagi seorang anak." Wili menanggapi dengan senang mendengar ucapan mamahnya.
"Mas, aku juga mau munta izin keluar bersama, Dewi," ucap Jeni meminta izin pada suaminya. Namun sepertinya dia tak akan bisa jujur dengan rencananya hari ini.
