Pintu dibuka, Jeni mengeringai senang saat melihat ke arah pintu.
Yang datang sore ini bukanlah Jeremi. Lelaki tampan dengan jasnya yang rapih itu berdiri setelah membuka pintu. Terlihat sebelah tangan kirinya menenteng papar bag lagi. Sepertinya kembali membawa makanan.
Sore ini sepulang dari kantor Wili sengaja mampir ke restaurant husus untuk membeli makanan untuk Jeni. Dia juga sengaja pulang lebih awal karena kahwatir Jeni akan kelaparan. Entah nyata atau pun tidak, Jeni merasa terharu atas perhatian yang lagi-lagi ditampilkan Wili kepadanya.
"Pak Wili. Mengapa harus repot-repot begini," ucap Jeni saat Wili kembali menyodorkan kotak makanan ke hadapannya.
"Tidak repot, Jen. Saya menduga kalau kamu belum makan. Ternyata benar kan," jawab Wili tampak canggung.